Minggu, 08 Agustus 2010

Menulis daftar kepustakaan
Daftar kepustakaan (bibliography)harus dapat memberikan informasi secara lengkap mengenai nama penulis, judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan waktu penerbitan.
Secara umum cara penulisan daftar kepustakaan adalah sebagai berikut:
1. Jarak penulisan daftar kepustakaan satu spasi, antara satu kepustakaan dengan yang lain diberi jarak dua spasi.
2. Huruf pertama rapat sembir kiri, sedang baris berikutnya mundur 4 ketikan dari sembir kiri.
3. Nama penulis disusun menurut abjad, umumnya tidak perlu memberikan nomor urut.
4. Informasi disajikan dalam urutan nama pengarang, judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan waktu terbitan. Antar informasi itu dipisahkan dengan tanda titik.

Penulisan nama pada daftar kepustakaan, bagaimana sebaiknya
1. Penulisan nama pada daftar kepustakaan, seringkali membingungkan.
2. Bila suatu kepustakaan mempunyai dua nama pengarang hendaknya diperhatikan cara penulisan nama pengarang pertama (nama keluarga terlebih dahulu) dan nama pengarang yang kedua (nama keluarga dituliskan dibelakang).
3. Penulisan nama di daftar kepustakaan tidak perlu dituliskan gelar kesarjanaan atau pangkatnya. Untuk nama Indonesia yang hanya terdiri dari satu unsur, dituliskan sebagaimana adanya (misalnya: Suhardjono).
4. Namun banyak nama yang terdiri dari dua unsur atau lebih. Untuk nama yang diikuti dengan nama ayah (Budiono Mismail), nama keluarga (Mochamad Farid Baradja), atau marga (Muchtar Lubis), maka nama ayah, nama keluarga, nama marga dituliskan terlebih dahulu dan disusul dengan unsur nama berikutnya setelah tanda koma.
5. Saat ini makin sering juga dijumpai nama Indonesia yang terdiri dari dua unsur atau lebih yang bukan merupakan gabungan nama ayah, keluarga atau marga misalnya: Riyanto Haribowo, Dwi Anita Rukmanasari, Sri Mulyani. Menuliskannya dilakukan dengan unsur nama terakhir diletakkan di depan, jadi dituliskan sebagai berikut: Haribowo, Riyanto; Rukmanasari, Dwi Anita; Mulyani, Sri
6. Bila mana diikuti dengan gelar (Raden Udiyanto, Andi Adam) atau nama panggilan (Liek Wilardjo) maka nama diri dituliskan terlebih dahulu dari gelarnya atau panggilannya (Udiyanto, Raden; Adam, Andi; Wilardjo, Liek).
7. Namun bila nama tersebut merupakan gabungan dari gelar, nama dan nama keluarga (Andi Hakim Nasution), maka penulisan nama keluarga dilakukan terlebih dahulu (Nasution, Andi Hakim). Penulisan nama Bali (I Gusti Ngurah Adipa), dimulai dengan nama diri dan baru disusul unsur nama yang lain (Adipa, I Gusti Ngurah), namun bila masih ada nama keluarga dibelakangnya (I wayan Wija Pagehgiri) dituliskan dengan menempatkan nama keluarga di depan (Pagehgiri, I Wayan Wija).

Perbedaan penulisan catatan kaki dan daftar pustaka
1. Bila kepustakaan yang dirujuk tidak menunjukkan nama penulisnya, dituliskan sebagai pengganti nama kata "Anonim".
2. Secara umum, cara penulisan informasi tentang judul kepustakaan, keterangan penerbit, dan waktu penerbitan sama dengan aturan pada penulisan catatan kaki.
3. Sebagaimana dikemukakan terdapat beragam variasi dalam penulisan daftar kepustakaan.
Misalnya penulisan judul buku, pada diktat ini judul buku ditebalkan, sedangkan menurut beberapa pedoman judul buku tidak ditebalkan namun digarisbawahi, atau ditulis dengan hurus miring.
4. Pada catatan kaki nama diri ditulis terlebih dahulu (contoh Budiono Mismail, J.E. Wert, Bambang Handoyo dan Stephen Kakisina) sedangkan pada daftar pustaka, nama keluarga ditulis terlebih dahulu (contoh: Mismail, Budiono, Wert, J.E; Handoyo, Bambang dan Stephen Kakisina).
5. Pada catatan kaki antar informasi dipisahkan dengan tanda koma (contoh: Sri Harto, Hidrologi Terapan, Yogyakarta, 1983, hal 42), sedang pada daftar kepustakaan dipisahkan dengan tanda titik (contoh: Harto. Sri. Hidrologi Terapan. Yogyakarta. Badan Penerbit UGM, 1983).
6. Pada daftar pustaka perlu mencantumkan nama penerbitnya, misalnya: Gramedia, McGraw Hill, Badan Penerbit UGM, dan lain-lain. Sedangkan pada catatan kaki tidak diperlukan.
7. Pada daftar pustaka tidak perlu menuliskan halaman tempat di mana kutipan pustaka tersebut diambil.
8. Urutan penulisan daftar kepustakaan mempunyai beberapa variasi, misalnya ada yang menempatkan tahun terbitan setelah nama, ada pula yang menempatkan tahun terbitan setelah nama penerbit, dan beragam variasi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar