Minggu, 08 Agustus 2010

Metode Tata Tulis Ilmiah

Diperlukan kecermatan penggunaan Bahasa Indonesia dalam penulisan ilmiah, karena
Meskipun bahasa Indonesia sudah biasa dipakai dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sering tidak mudah untuk mengungkapkannya, terlebih lagi penulis kurang memahami kaidah-kaidah bahasa Indonesia sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat.
Sesungguhnya
Sebuah kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dengan kalimat lain guna membentuk paragrap.
Paragraf merupakan satuan kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannya.
Dapat dikatakan bahwa menulis karangan yang baik sesungguhnya pekerjaan menulis dan merangkai paragraf dengan baik.

Pedoman umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan berdasar Kepmen P&K Nomor 0543a/U/1987
"secara rinci menjelaskan tatacara pemenggalan kata, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, ejaan dan peristilahan. Setidak-tidaknya pedoman tersebut dipunyai dan selalu dipakai oleh seseorang dalam menulis karya ilmiah".

Tata Cara Penulisan Ilmiah
a. Tidak didasarkan pada isi materi yang disajikan tetapi juga pada tampilan atau wujud fisik karya tulis tersebut.
b. Tampilan fisik dapat dinilai dari format, tata cara dan bentuk penyajian, kerapian dan kesesuaian penyajian dengan tata aturan penulisan ilmiah yang berlaku.
c. Terdapat beberapa variasi dalam wujud fisik penyajian karya tulis ilmiah, namun pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Yang penting adalah konsistensi terhadap aturan yang dipakai.

Cara pengetikan dan format laporan hasil penelitian
1. Umumnya laporan penelitian, ditulis diatas kertas warna putih jenis HVS 80 gram, ukuran 21,5 x 28 cm (atau sering disebut ukuran kertas kuarto).
2. Pengetikan menggunakan jenis huruf tertentu (umumnya jenis pica) yang dilakukan hanya pada satu sisi kertas, jadi tidak bolak-balik.

Pengantar tulisan
1.Terdiri dari kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, dan abstrak, diberi nomor halaman dengna angka romawi kecil (i, ii, iii,.......dstnya). selanjutnya, mulai dari pendahuluan (bab I) sampai halaman terakhir digunakan angka Arab (1,2,3,...dstnya).
2. Nomor halaman dituliskan ditengah atau disudut kanan atas halaman. Pada halaman yang mempunyai judul bab, nomor halaman diletakkan dibagian bawah halaman, baik ditengah ataupun dikanan bawah.
3. Bagi nomor yang diketik ditengah halaman, jarak dari atas atau bawah halaman adalah 1,5 cm, dan bagi nomor yang diletakkan di kanan atas atau bawah diletakkan lurus dengan batas ketikan tepi kanan.

Margin
1. Batas - batas pengetikan pada kertas ialah: dari tepi kiri 4 cm, dari tepi kanan 3 cm, dari batas atas 4 cm sedangkan tepi bawah 3 cm.
2. Jarak antara baris adalah 1,5 spasi atau dua spasi, kecuali inti kutipan langsung, judul, daftar tabel maupun gambar, dan daftar pustaka yang menggunakan 1 spasi.

Cara menulis judul
Menyesuaikan dengan pedoman penulisan yang telah ditetapkan oleh instansi pemberi tugas (bila ada).
Bila tidak, pedoman berikut dapat dipakai sebagai pegangan :
1. Judul Bab
Ditulis dengan huruf besar, tebalkan dan diatur sedemikian rupa sehingga letaknya simetris ditengah halaman. Umumnya judul diletakkan dihalaman baru. Jarak antara judul dengan teks diberi jarak 4 spasi.
Judul tidak boleh ditempatkan dalam tanda kurung, tanda kutip, diberi garis bawah dan tidak boleh diakhiri dengan tanda titik.
2. Judul Sub Bab
a. Dimulai dengan huruf kapital (huruf besar), kecuali kata penghubung dan kata depan, dan semuanya diberi garis bawah (dengan menggunakan komputer, pemakaian garis bawah digantikan dengan penebalan pengetikan). sub judul tidak diakhiri dengan tanda titik.
b. Terdapat dua pendapat dalam menempatkan sub judul, yakni dituliskan simetris ditengah halaman atau dituliskan rata kiri setelah nomor urut sub judul.
3. Judul sub-sub Bab
a. diketik rata kiri setelah nomor sub judul. Kalimat dimulai huruf besar (hanya huruf awal kalimat saja),
b. diberi garis bawah atau ditebalkan, serta diakhiri dengan titik.
c. Kalimat pertama setelah judul, sub judul, maupun sub-sub judul dimulai dengan alinea baru.

Menyajikan gambar dan tabel
1.Tulisan ilmiah umumnya dilengkapi dengan gambar, tabel, rumus-rumus atau persamaan - persamaan, yang diletakkan simetris terhadap tepi kiri dan kanan kertas.
2.Setiap tabel dan gambar harus diberi nomor urut dan judul. Nomor urut menggunakan angka dua Arab yang dipisahkan oleh tanda titik titik.
3.Angka pertama menunjukkan pada bab berapa tabel atau gambar itu berada, sedang angka kedua menunjuk pada nomor urut tabel atau gambar tersebut di bab yang bersangkutan, misalnya: Gambar 2.1 artinya gambar pertama pada bab 2; tabel 3.4 artinya tabel keempat yang ada di bab 3. nomor persamaan yang berbentuk matematis, ditulis dengan angka Arab didalam kurung dan diletakkan dibatas tepi kanan.

Judul tabel
1.Ditulis setelah nomor tabel dengan huruf kecil, dan ditempatkan simetris di atas tabel tanpa diakhiri dengan titik. Garis atas tabel dibuat rangkap atau tebal, sedangkan garis bawah hanya satu.
2.Jika tabel itu mempunyai catatan (menyatakan sumber acuan, menjelaskan singkatan yang tidak umum) dituliskan di bawah tabel, rata kiri. Untuk menghindari kekeliruan catatan tabel ditandai dengan bintang, asterik, atau huruf. Hanya catatan untuk judul tabel ditempatkan di tepi bawah halaman.

Tabel dipenggal
1.Usahakan tabel jangan dipenggal, bila hal itu terjadi, lanjutan tabel diletakkan pada halaman berikutnya, dengan nomor tabel dan kata "lanjutan" dibelakangnya (contoh: TABEL 3.2 lanjutan).
2.Tabel terdiri dari kolom-kolom yang harus diberi nama dan pembatas yang tegas. Kalau jajaran kolom ini lebih panjang dari lebar kertas, maka bagian atas tabel sebaiknya diletakkan di sebelah kiri kertas, sedangkan tabel yang sangat lebar dan panjang (sehingga harus dilipat) seyogyanya diletakkan di lampiran.

Laporan penelitian
1.Laporan penelitian juga sering dilengkapi dengan sajian gambar, grafik, peta, foto, daftar alir, schedul, dan lain-lain.
2.Penempatan gambar-gambar diusahakan sedekat mungkin dengan uraian dalam teks yang berkaitan dengan gambar tersebut. Gambar hendaknya disajikan pada bagian atau pada halaman sesudah uraian teksnya dan jangan sebaliknya.

Nomor gambar
1. Setiap gambar harus mempunyai nomor gambar dan diiukuti dengan judul gambar yang dibuat sedemikian rupa sehingga simetris terhadap gambar dan diletakkan di bawah gambar (ingatlah nomor dan judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan nomor dan judul gambar diletakkan di bawah gambar).
2. Keterangan gambar sebaiknya diletakkan di tempat yang lowong di dalam gambar. Gambar yang bentuknya memanjang sepanjang kertas, bagian atas gambar ditempatkan di sebelah kiri kertas.

Menyajikan kutipan
Dalam penulisan karya ilmiah seringkali dipergunakan kutipan-kutipan untuk memperjelas dan menegaskan isi uraian, atau untuk membuktikan apa yang dituliskan.
Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari orang lain. Cukup banyak
hal-hal penting dan yang sudah ditulis dalam buku-buku.
Penulis dapat mengutip pendapat tersebut, dengan syarat harus menyebutkan dari
mana dan dimana pendapat itu diambil.

Terdapat dua macam kutipan.
Kutipan lengkap dan kutipan isi

Kutipan lengkap artinya, teks asli dikutip secara lengkap kata dan kalimatnya.
Sedangkan kutipan isi, hanya inti sari pendapat yang dikutip.
Kutipan lengkap harus ditulis dalam tanda kutip.
Kutipan jangan terlalu panjang, hendaknya diambil yang benar-benar perlu saja.

Kutipan lengkap dan kutipan isi
Kutipan lengkap yang panjangnya tidak lebih dari empat baris dapat langsung dimasukkan dalam teks dengan diapit oleh tanda kutip.

Sedangkan untuk kutipan isi, tidak perlu diberi tanda kutip. Pada akhir kutipan diberi nomor urut penunjukkan (hal ini dilakukan bila penjelasan kutipan menggunakan catatan kaki).

Terdapat dua cara penunjukkan kutipan yang lain, yakni yang dikenal dengan cara Harvard. Menggunakan cara ini, pada akhir atau awal kutipan dituliskan nama pengarang dan tahun terbitan buku acuan. Seringkali nomor yang dikutip juga dituliskan. Berikut disajikan beberapa contoh: .....Suhardjono
Mukidam (1993) menyatakan bahwa, ..........................,
Julius, 1992 (dalam Amiuza, 1991) menulis, ......................;
......................(Mismail, 1984:119).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar